Rabu, 14 Desember 2011

Teori Operant Conditioning Skinner



Teori operant conditioning disebut juga teori pengkondisian operan. Salah satu tokoh terkenal dalam pengembangan ini adalah Burrhus Federic Skinner. Seorang psikolog kelahiran Susquehanna, Pennsylvania 20 Maret 1904 dan wafat tahun 1990 dikarenakan penyakit Leukimia. Skinner berasal dari keluarga sederhana, Ibunya sebagai ibu rumah tangga dan Ayahnya seorang jaksa. Skinner mendapat gelar Sarjana Psikologi dan gelar Doktor dari Universitas Harvard.
1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Universitas Indiana, tiga tahun kemudian beliau mengajar dan berkarir di Universitas Harvard hingga wafat. Disamping tertarik dengan psikologi, Skinner juga tertarik menjadi novelis, bahkan pergi ke Inggris untuk belajar menjadi penulis, dan sempat bekerja di Greenwich Village, New York. (M.Burger).
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Teori ini diteliti Pavlov dan dikembangkan Skinner. Skinner berpendapat setiap suatu tindakan yang telah dibuat ada konsekuensinya, penghargaan untuk tindakan yang benar, hukuman untuk yang salah. Tindakan yang ingin mendapat penghargaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan secara tidak disadari kebiasaan lama akan hilang.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: Dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang.
Sebenarnya kedua penguat positif dan negatif adalah efektif, keduanya merubah kemungkinan terjadinya lagi perilaku. Tingkat keefektifannya sangat bergantung kepada kekonsistenan anda dalam mengikuti aturan-aturan penting yaitu; 1) Gunakanlah penguat negatif untuk menghentikan berlangsungnya perilaku yang tidak dikehendaki, 2) Gunakanlah penguat positif untuk meneruskan atau meningkatkan perilaku yang dikehendaki. Penerapan penguat positif akan mengembangkan kepatuhan dengan hasrat untuk menyenangkan, sedang penerapan penguat negatif akan mengembangkan kepatuhan karena takut hukuman. Kepatuhan akan selalu ada dalam setiap kasus tersebut, hanya motivasinya saja yang berbeda.
Konsep Teori Skinner
        Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan merupakan asumsi semua pendekatan ilmiah.
1.     Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior ofl awful).
Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.
2.    Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be predicted).
Ilmu bukan hanya menjelaskan, tetapi juga meramalkan.Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga peristiwa yang akan datang.Teori yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang akan datang dan menguji prediksi itu.
3.    Tingkah laku dapat dikontrol (Behavior can be controlled).
Ilmu dapat melakukkan antisipasi dan menentukan/membentuk (sedikit-banyak) tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tahu bagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi dia sangat berkeinginan untuk memanipulasinya. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan tradisional yang menganggap manipulasi sebagai serangan terhadap kebebasan pribadi. Skinner memandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu, sedangkan pandangan tradisional berpendapat tingkah laku merupakan produk perubahan dalam diri secara spontan.
Skinner membedakan perilaku atas :
1.    Perilaku Alami (innate behavior), yang kemudian disebut juga sebagai clasical ataupun respondent behavior, yaitu perilaku yang diharapkan timbul oleh stimulus yang jelas ataupun spesifik, perilaku yang bersifat refleksif.
2.    Perilaku Operan (operant behavior), yaitu perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak diketahui, namun semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri setelah mendapatkan penguatan.

Beberapa Prinsip Belajar Skinner antara lain :
1.    Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diberi penguat.
2.    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3.    Materi pelajaran digunakan sistem modul.
4.    Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.    Dalam proses pembelajaran tidak digunakan hukuman.
6.    Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.
7.    Dalam pembelajaran digunakan shaping.
Prosedur Teori Skinner adalah sebagai berikut :
1.    Mempelajari keadaan kelas.
Guru mencari dan menemukan perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negative akan dikurangi.
2.    Membuat daftar penguat positif.
Guru mencari perilaku yang lebih disukai oleh siswa. Perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah dapat dijadikan penguat.
3.    Memilih dan menentukan urutan tingkah laku serta jenis penguatannya.
4.    Membuat program pembelajaran.
Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan ebaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguatan yang berhasil dan tidak berhasil.
Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran meliputi :
1.        Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2.        Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
3.        Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
4.        Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
5.        Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.
6.        Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
7.        Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.
Kelebihan Dan Kekurangan Teori Skinner
a.    Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
b.   Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.
Alternatif Penerapan Teori Operant Conditioning Skinner Dalam Pembelajaran Matematika   :
Pelajaran metematika sangat ditakuti oleh sebagian besar siswa/i dikarenakan oleh beberapa factor.
- penyajian materi tidak efisien oleh pendidik
- tingkat kesulitannya tinggi.
- ketakutan dan ketidaksukaan siswa/i terhadap pendidik.
Jika Teori Operant Conditioning Skinner kita terapkan pada kasus diatas dimana dalam penyajian materi haruslah memperhatikan prinsip belajar skinner. Disamping itu juga soal yang diberikan haruslah sesuai dengan kemampuan siswa dalam artian boleh memberikan soal yang sulit namun diberikan rentang waktu untuk mnyelesaiankan soal tersebut (Pr/tugas kelompok), kemudian  diberikan penguat positif misalnya meberikan hadiah.




DAFTAR PUSTAKA
http://rismarnawati.wordpress.com/2008/11/03/teori-operant-conditioning/
http://www.slideshare.net/yayatore/teori-belajar
http://www.psb-psma.org/content/blog/teori-teori-belajar
http://www.masbied.com/2010/06/05/ilmu-jiwa-belajar/#more-3073
http://hibrul.blogspot.com/2009/06/penggunaan-teknik-pengondisian-operan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR