PENILAIAN PERFORMANCE (UNJUK KERJA)
Pengertian
1. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan dalam berbagai kegiatan dan konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
2. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
Danielson S. A mendefinisikan Penilaian unjuk kerja sebagai penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan juga terhadap hasil pembelajaran. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktek sholat, praktek OR, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi dll. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut :
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Namun, daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh Check list :
Mempraktekkan cara menyapa dengan sopan
Nama siswa : ... Kelas: ...
No
|
Aspek yang dinilai
|
Baik
|
Tdk Baik
|
1
|
Mengucapkan salam
| ||
2
|
Menanyakan kabar
| ||
3
|
Bahasa tubuh
| ||
4
|
Intonasinya menunjukan kesopanan
| ||
Skor yang dicapai
| |||
Skor maksimum
|
Keterangan :
Baik mendapat skor 1 dan tidak baik mendapat skor 0
b. Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.
Performance assessment mempunyai dua karakteristik dasar, yaitu :
(1) Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan), misalnya melakukan eksperimen untuk mengetahui tingkat penyerapan dari kertas tisue.
(2) Produk dari Performane Assessment lebih penting dari perbuatannya. Dalam hal memilih, apakah yang akan dinilai itu produk atau performance (perbuatan) tergantung pada karakteristik domain yang diukur.
Untuk mengevaluasi apakan penilaian unjuk kerja (“Performance Assessment”) tersebut sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria yang dibuat oleh Popham (1995). Kriteria-kriteria tersebut, yaitu :
(1) Generability
Apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas lain.
(2) Authenticity
Apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam praktek kehidupan sehari-hari.
(3)Multiple foci
Apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan.
(4)Teachability
Tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas.
(5)Fairness
Apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.
(6)Feasibility
Apakah tugas yg diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau alat).
(7)Scorability
Apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable.
Membuat Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
Dalam membuat instrumen penilaian unjuk kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor diantaranya:
a) Ukuran instrumen
Ukuran instrumen dapat kecil atau bisa juga besar. Tugas besar dapat mengukur lebih dari satu kompetensi dasar dan umumnya membutuhkan waktu yang cukup banyak. Umumnya tugas ini autentik dan kompleks sehingga siswa harus menganalisa dan mensintesa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Tugas kecil dapat berupa pertanyaan terbuka dengan memberi solusi suatu soal dan menjelaskan penalaran mereka. Umumnya tugas seperti ini dapat diselesaikan dalam jam pertemuan di kelas.
Untuk menentukan tugas kecil atau tugas besar yang akan digunakan tergantung kepada tujuan penilaian yang diinginkan guru. perlu dikaji apakah tujuan dilaksanakan semata-mata hanya sebagai umpan balik atau juga untuk mencapai tujuan yang lebih luas? Untuk ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tugas kecil lebih sesuai untuk umpan balik saja. Jika guru selesai mengajar suatu konsep dan ingin mengetahui apakah siswa sudah mengerti maka digunakan tugas kecil. Tugas dapat berbentuk meminta siswa untuk menyelesaikan masalah yang relatif kecil, menjelaskan pikiran dan menunjukkan pekerjaan mereka.
2. Tugas besar mencakup tujuan penilaian yang lebih luas, tidak sekadar umpan balik saja. Seringkali guru menginginkan siswa mempelajari materi baru sebagai hasil tugas unjuk kerja. Untuk hal seperti ini, tugas unjuk kerja meliputi beberapa aktivitas dan akan menghabiskan waktu beberapa hari untuk menyelesaikan tugas.
b) Keterampilan dalam memulai
Umumnya pada waktu memulai menggunakan penilaian unjuk kerja, guru belum begitu yakin dan nyaman dengan apa yang mereka kerjakan. Untuk memulainya dapat dilakukan dengan instrumen unjuk kerja yang kecil dulu. Jika belum yakin apakah petunjuk tugas untuk siswa sudah cukup jelas, maka hal ini dapat ditanyakan kepada siswa sewaktu mereka sedang menyelesaikan tugas itu. Petunjuk itu selanjutnya dapat diperbaiki sehingga siap untuk digunakan selanjutnya.
Kriteria Instrumen Unjuk Kerja yang baik
Instrumen unjuk kerja yang baik memuat hal-hal berikut:
a) Autentik dan menarik
Hal yang penting bagi suatu instrumen unjuk kerja adalah menarik dan melibatkan siswa dalam situasi yang akrab dengan mareka sehingga siswa berusaha untuk menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Siswa cenderung lebih tertarik terhadap situasi tugas yang menyerupai kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman dan pemahaman tentang karakteristik siswa, seorang guru dapat memperkirakan apakah aktivitas dalam tugas unjuk kerja yang dibuat akan berhasil atau tidak.
b) Memungkinkan penilaian individual
Banyak instrumen unjuk kerja yang dimaksudkan untuk dikerjakan siswa secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini sebenarnya lebih dititikberatkan untuk penilaian individu. Karena itu disain penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk kelompok dan individu.
c) Memuat petunjuk yang jelas
Instrumen unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat apa yang dikerjakan sisa yang nanti akan dinilai.
Rubrik
Rubrik adalah pedoman penskoran. Rubrik dibagi menjadi dua yaitu rubrik analitik dan rubrik holistik.
1.Rubrik Analitik
Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada kriteria yang mana.
2. rubrik holistik.
Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Untuk rubrik seperti ini, salah satu contoh penyebutan yang digunakan adalah tingkat 1 (tidak memuaskan), tingkat 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan), tingkat 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) dan tingkat 4 (superior) atau tingkat 0, tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 (masing-masing dengan sebutan yang sama).
Berikut ini adalah contoh rubrik holistik skala 4 secara umum.
Tingkat (Level)
|
Kriteria Umum
|
4 Superior
|
• Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep-konsep
• Menggunakan strategi-strategi yang sesuai
• Komputasinya (perhitungan) benar
• Penjelasan patut dicontoh
• Diagram/ tabel/ grafik tepat (sesuai dengan permintaan)
• Melebihi pemecahan masalah yang diinginkan
|
3 Memuaskan
dengan sedikit
kekurangan
|
• Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-konsep
• Menggunakan strategi yang sesuai
• Komputasi sebagian besar benar
• Penjelasan efektif
• Diagram/ tabel/ grafik sebagian besar tepat
• Memenuhi semua pemecahan masalah yang diinginkan
|
2 Cukup
memuaskan
dengan banyak
kekurangan
|
• Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian besar konsep-
konsep
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai
• Komputasi sebagian besar benar
• Penjelasan memuaskan
• Diagram/ tabel/ grafik sebagian besar tepat
• Memenuhi sebagian besar pemecahan masalah yang diinginkan
|
1 Tidak
memuaskan
|
• Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap
konsep-konsep
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai
• Komputasi tidak benar
• Penjelasan tidak memuaskan
• Diagram/ tabel/ grafik tidak tepat
• Tidak mememuhi pemecahan masalah yang diinginkan
|
Membuat Rubrik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat rubrik penilaian unjuk kerja yaitu:
a) Jenis kriteria
Pada mata pelajaran matematika, kriteria yang selalu diperhatikan adalah pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi. Apakah siswa memperlihatkan bahwa mereka sudah memahami konsep baik melalui pemecahan masalah atau melalui kesalahan yang dilakukan? Apakah dibutuhkan rencana atau strategi untuk memecahkan masalah? Sudahkah siswa mengorganisasi semua informasi yang diketahui? Apakah cara yang digunakan sistematis dan rapi? Bisakah pembaca mengikuti alasan yang diberikan?
Perlu juga dipertimbangkan bahwa terlalu banyak kriteria yang dipertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk penyekoran. Tetapi jika kriteria yang diinginkan terlalu sedikit, mungkin hasil yang diperoleh tidak akan cukup untuk memberikan informasi dalam memperbaiki unjuk kerja siswa.
b) Sub kriteria
Seringkali beberapa kriteria memiliki beberapa kategori yang disebut sub kriteria. Sebagai contoh, jika seorang siswa membuat presentasi sebagai bagian dari tugas yang diselesaikan maka kriteria penilaian dapat berupa “kualitas presentasi” dengan sub kriterianya bisa berupa “kejelasan dalam menyajikan”, “orisinal dan kesungguhan” dan “keterlibatan semua anggota kelompok”.
c) Skala penilaian
Dalam menentukan skala yang digunakan ada hal-hal penting yang harus
diperhatikan seperti berikut ini:
• Tujuan penilaian.
Ini akan mempengaruhi banyaknya angka pada skala penilaian. Jika rubrik digunakan untuk melihat kemajuan atau perkembangan siswa, maka angka pada skala akan lebih banyak daripada rubrik yang digunakan untuk penilaian saja. Rubrik yang digunakan untuk perkembangan akan mencerminkan jangkauan usia siswa.
• Ganjil atau genap.
Untuk tujuan penilaian, umumnya skala genap lebih disarankan. Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata. Penilai yang ragu-ragu cenderung untuk memberi nilai angka tengah. Skala genap tidak memiliki angka tengah. Dalam hal ini penilai harus membuat keputusan untuk memberi penilaian yang pasti. Skala penilaian yang disarankan adalah skala 4 (0 – 3 atau 1 – 4) atau skala 6 (0 – 5 atau 1 – 6). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala akan banyak memakan waktu untuk melakukan penilaian.
d) Membagi skala untuk batasan memenuhi dan tidak memenuhi
Sangat penting untuk menentukan batasan yang memenuhi dan tidak memenuhi. Pada skala 5, misal 1 – 5, mudah menentukan batasan memenuhi dan tidak memenuhi. Skala 1 dan 2 dapat dianggap sebagai unjuk kerja yang tidak memenuhi, skala 3 dianggap unjuk kerja yang cukup memenuhi, skala 4 adalah unjuk kerja yang baik dan skala 5 adalah unjuk kerja yang sangat baik.
e) Sebutan untuk setiap tingkat
Sehubungan dengan keperluan untuk mendefinisikan batasan antara memenuhi dan tidak memenuhi adalah penyebutan untuk setiap tingkat. Pada skala 4, contoh sebutan ini adalah “tingkat 1”, “tingkat 2”, “tingkat 3”, dan “tingkat 4”.
f) Deskripsi untuk tingkat penampilan yang berbeda
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan tingkat
penampilan yaitu:
•Bahasa yang digunakan.
Kata-kata yang digunakan harus deskriptif dan tidak komparatif. Sebagai contoh kata-kata “rata-rata” haruslah dihindari.
• Deskripsi semua subkriteria.
Jika kriteria memuat subkriteria maka tiap-tiap subkriteria harus dideskripsikan dengan jelas. Sebagai contoh jika kriteria presentasi memuat ketepatan, orisinalitas dan keterlibatan setiap anggota kelompok.
g) Menghitung skor
Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tugas unjuk kerja yang dikerjakan siswa. skor yang diperoleh masih harus dirubah dulu dalam skala
angka yang ditetapkan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah:
• Bobot pertanyaan. Apakah bobot dari masing-masing pertanyaan sama atau
berbeda?
• Cara menghitung. Bagaimana mengitung nilai dari semua skor yang
diperoleh?
Langkah-Langkah Pembuatan Tes Performance.
1. Identifikasi semua langkah-langkah yang penting yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik
2. Tuliskan perilaku kemampuan spesifik yg penting dan diperlukan untuk
selesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yg terbaik
3. Usahakan membuat kriteria kemampuan yg akan diukur tidak banyak,
shg semua kriteria dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yg akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yg harus dapat diamati atau karakteristik
produk yang dihasilkan
5. Urutkan kriteria kemampuan yg akan diukur berdasarkan urutan yg
dapat diamati
6. Periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah
dibuat orang lain atau lembaga atau industri/pabrik.
Keunggulan Performance Assessment
1. Trampil melakukan pekerjaan.
2. Dapat digunakan untuk mencocokkan kesesuaian teori dan keterampilan dalam praktek.
3. Tidak ada peluang nyontek.
4. Guru dapat mengenal secara mendalam karakteristik siswa.
5. Instrumen penilaian dapat digunakan berkali-kali dan dapat digunakan untuk tujuan diagnostik.
6. Dengan instrumen yang sama, guru dapat membuat grafik perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
Kelemahan
1. Perlu waktu lama, biaya besar dan membosankan.
2. Tes tindakan harus dilakukan secara penuh dan lengkap (sarana, waktu, biaya, persyaratan penguji harus dipenuhi).
3. Pertimbangan (jugment) dan penskoran yang sifattnya lebih subjektif.
4. Mempunyai reabilitas yang cukup rendah.
Contoh :
Topik materi : Bangun Datar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII/ VIII
Kompetensi Dasar : 1. Menghitung besaran-besaran pada segiempat
2. Menghitung besaran-besaran pada segitiga
3. Menghitung besaran-besaran pada lingkaran
Indikator : Menghitung luas segitiga, segiempat dan lingkaran
Materi Pokok : 1. Segitiga dan Segiempat.
2. Lingkaran
Taman Bermain
Misalkan Anda diminta oleh suatu Taman Kanak-Kanak untuk memagari taman bermain anak-anak. Anda diberi pagar sepanjang 60 m yang terdiri dari pagar-pagar dengan panjang 4 m dan sebuah pintu gerbang sepanjang 4 m. Bagaimana cara Anda memagari daerah itu supaya anak-anak mendapatkan daerah tempat bermain yang maksimum?
Cobalah bermacam-macam bentuk yang dapat dibuat dengan panjang pagar tersebut dan hitunglah luasnya. Bayangkan bahwa pagar itu dapat dibengkokkan mengikuti bentuk-bentuk yang diinginkan. Gambarkan bentuk-bentuk tersebut lengkap dengan ukurannya. Tuliskan secara ringkas bentuk yang mana yang mempunyai luas terbesar dan jelaskan alasannya.
Konsep matematika
Tugas ini berhubungan dengan hubungan antara luas daerah dan kelilingnya. Untuk keliling yang sudah ditentukan, semakin daerah yang dibuat mendekati bentuk lingkaran maka luasnya semakin bertambah. Sebagai contoh, daerah yang berbentuk persegi panjang akan membutuhkan pagar yang panjang untuk luas yang kecil. Dengan ukuran panjang pagar yang sama jika daerah dibentuk menjadi persegi maka luasnya akan lebih besar dan akan bertambah besar lagi jika daerah dibentuk menjadi segi sepuluh. Luas maksimal akan diperoleh bila daerah dibentuk menjadi lingkaran.
Penyelesaian:
Panjang pagar ditambah dengan lebar pintu gerbang adalah 64 m. Karena panjang masing-masing pagar 4 m, jika daerah yang dibentuk adalah :
1. Segitiga, ada beberapa kemungkinan sisi-sisinya antara lain
8 m, 28 m, 28 m dengan luas 110,85 m2
16 m, 24 m, 24 m dengan luas 181,02 m2
20 m, 22 m, 22 m dengan luas 195,96 m2
2. Persegi panjang dan persegi, antara lain adalah:
28 m x 4 m dengan luas 112 m2
24 m x 8 m dengan luas 192 m2
20 m x 12 m dengan luas 240 m2
16 m x 16 m dengan luas 256 m2
5. Lingkaran, maka hubungan antara keliling lingkaran K dengan jari-jari lingkaran r adalah K = 2πr. Dengan demikian jari-jari lingkaran
. Luas lingkaran L dihitung menggunakan rumus L = π r2 = = 3, 14 x (10,2)2 = 327 m2
Setelah membandingkan luas daerah-daerah yang dibentuk maka dapat disimpulkan bahwa daerah yang kelilingnya 64 m dan mempunyai luas terbesar adalah sebuah lingkaran dengan jari-jari 10,2 m dengan luas 327 m2.
Kriteria
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Pendekatan
pemecahan
masalah
|
Acak, dan
hanya ditemukan satu
penyelesaian
|
Tidak
sistematis,
tetapi beberapa
bentuk
ditemukan
|
Sistematik dan ditemukan
bentuk-bentuk
yang
memenuhi
|
Sangat
sistematik dan
disajikan
dengan baik,
ditemukan
bentuk-bentuk
yang
memenuhi
|
Ketepatan
perhitungan
|
Banyak
kesalahan
perhitungan
|
Ada beberapa
kesalahan
perhitungan,
atau salah
dalam
menggunakan
rumus
|
Sangat sedikit
melakukan
kesalahan
perhitungan,
penggunaan
rumus sudah
benar
|
Seperti tingkat
3, ditambah
penyelesaian
disajikan
dengan rapi dan
baik.
|
Gambar
|
Sembarangan dan tidak jelas,
banyak
kesalahan
|
Ada gambar yang tidak
jelas, ada
kesalahan
dalam
memberikan
ukuran
|
Gambar jelas
dan tepat dan
memberikan
ukuran yang
benar
|
Seperti tingkat
3, ditambah
gambar
disajikan
dengan rapi dan
baik.
|
Penjelasan
|
Tidak jelas, kelihatan tidak
memahami
pola-pola
dalam luas
bangun segi-n
|
Meragukan, tetapi ada
pemahaman
pola
|
Ditulis dengan
jelas dan
memahami satu aspek
hubungan:
banyak sisi-sisi
atau bangun
segi-n
beraturan
|
Ditulis dengan
jelas dan
memahami
kedua aspek
hubungan:
banyak sisi-sisi
dan bangun
segi-n
beraturan
|
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKOMENTAR